Parasetamol sebagai Obat penurun Panas atau Demam

Wednesday, January 23, 20130 komentar

PARACETAMOL / ACETAMINOFEN
Derivat para amino fenol metabolit fenasetein dengan efek anti piretik  (aminobezen)

Farmakodinamik
Parasetamol merupakan penghambat COX-1 dan COX-2 yang lemah di jaringan perifer dan hampir tidak memiliki efek anti-inflamasi/anti-radang. Hambatan biosintesis Prostaglandin (PG) hanya terjadi bila lingkungan yang rendah kadar peroksid seperti di hipotalamus sedangkan lokasi inflamasi biasanya mengandung banyak peroksid yang dihasilkan leukosit, hal ini lah yang menjelaskan efek antiinflamasi parasetamol tidak ada. Studi terbaru menduga parasetamol juga menghambat COX-3 di Susunan Saraf Pusat yang menjelaskan cara kerjanya sebagai anti piretik.
Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam ½-1 jam dan waktu paruh (t ½) sekitar 2 jam. Obat tersebar ke seluruh cairan tubuh. Terikat 20-50% pada protein plasma. Metabolisme: di hati Glucuronide conjugates (60%); sulfuric acid conjugates (35%). Ekskresi: ginjal dalam bentuk terkonjugasi dan sebagai parasetamol (3%).

Farmakokinetik
Absorpsi : diberikan peroral, absorpsi bergantung pada kecepatan pengosongan lambung, dan kadar puncak dalam darah biasanya tercapai dalam waktu 30-60 menit.
Distribusi : Asetaminofen sedikit terikat dengan protein plasma
Metabolisme : dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati dan diubah menjadi asetaminofen sulfat dan glukuronida, yang secara farmakologi tidak efektif.
Ekskresi : diekskresikan ke dalam urin dalam bentuk tidak berubah.

Indikasi
  • Analgesik/antinyeri (nyeri ringan-sedang : sakit kepala, mialgia, nyeri postpartum, dll)
  • Analgesik pada yang kontraindikasi dengan aspirin (ulkus peptikum, hipersensitivitas aspirin, anak dengan demam).
  • Antipiretik/antidemam
Kontraindikasi : (-)

Efek samping  
  • Pada dosis terapi, kadang-kadang timbul peningkatan enzim hati tanpa ikterus (keadaan ini reversible bila obat dihentikan).
  • Pada dosis yang lebih besar, dapat timbul pusing, mudah terangsang, dan disorientasi.
  • Pemakaian dosis tunggal 10-15 gram, bisa berakibat fatal, kematian disebabkan oleh hepatotoksisitas yang berat dengan nekrosis lobulus sentral, kadang-kadang berhubungan dengan nekrosis tubulus ginjal akut.
  • Reaksi alergi 
  • Gejala dini kerusakan hati meliputi mual, muntah, diare, dan nyeri abdomen.

Dosis
Pada anak : 10-15mg/kgBB/kali tiap 4 jam (maks. 5 dosis/24 jam)
Dosis dewasa : 300 mg-1 g/kali, maks 4 g/hari (maks 2 g/hari untuk alkoholik)
Sediaan : tab 500mg, sirup 120mg/5ml

Interaksi obat : (-)

Sumber:
  1. Farmakologi dan Terapi. Ed.5. FKUI. 2007
  2. Katzung,BG. Basic and Clinical Pharmacology. 10th ed.2006
  3. Goodman gilman's. the pharmacological basis of therapeutics. 11th ed. McGraw-Hill Companies. 2006
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012-2013. data-data kedokteran - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger